Firman Allah Swt. :
يَآ أَيُّهَا النَّاسُ قَدْ جَآءَتْكُمْ مَوْعِظَةٌ مِنْ رَبِّكُمْ وَشِفَآءٌ لِمَا فِى الصُّدُوْرِ وَهُدًى وَرَحْمَةٌ لِلْمُؤْمِنِيْنَ . قُلْ بِفَضْلِ اللهِ وَبِرَحْمَتِهِ فَبِذٰلِكَ فَلْيَفْرَحُوْا هُوَ خَيْرٌ مِمَّا يَجْمَعُوْنَ
Wahai manusia, sungguh telah datang kepadamu pelajaran (Al-Qur’an) dari Tuhanmu, penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada, dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman. Katakanlah (Wahai Muhammad): "Dengan karunia Allah dan rahmat-Nya itu, hendaklah mereka bergembira. Itu lebih baik daripada apa yang mereka kumpulkan". (QS. Yunus : 57-58)
Mukjizat adalah suatu keajaiban yang Allah berikan kepada para nabi dan rasul. Adapun Al-Qur’an merupakan mukjizat paling mulia dibanding mukjizat yang lain. Mukjizat yang dimiliki nabi lainnya jauh berbeda dengan Al-Qur’an. Mukjizat mereka sifatnya hissiyyah (yang hanya bisa dilihat), sedangkan mukjizat Al-Qur’an sifatnya aqliyyah (rasional).
Al-Qur’an lewat akal bisa diimani dan itu akan terus-menerus sejak awal. Sedangkan mukjizat tongkat Nabi Musa, unta Nabi Saleh itu hanya bisa dilihat oleh orang yang hidup di zamannya. Yang hidup setelahnya, tidak akan melihat, dan akan hilang dengan matinya orang yang menyaksikan langsung mukjizat itu. Kalau setelahnya tidak beriman sudah tentu wajar.
Mukjizat yang lain akan hilang seiring wafatnya nabi dan rasul yang diberikan mukjizat tersebut, sedangkan Al-Qur’an akan terus ada hingga hari kiamat. Bahkan Al-Qur’an bisa memberi syafaat bagi para pembacanya.
Apapun yang terkait dengan Al-Qur’an pasti akan mendapat kemuliaan dari Al-Qur’an. Malaikat yang diutus membawa Al-Qur’an kepada Nabi Muhammad saw. menjadi malaikat paling mulia. Nabi yang diamanahi menyampaikan Al-Qur’an menjadi nabi paling mulia. Bulan yang di dalamnya diturunkan Al-Qur’an menjadi bulan paling mulia. Dan umat manusia yang mendapat kitab suci Al-Qur’an menjadi umat paling mulia.
Semua itu menunjukkan bahwa kemuliaan dan kemukjizatan Al-Qur’an sangat luar biasa. Betapa beruntungnya kita semua yang menjadi umat yang memiliki nabi dan panutan paling mulia yaitu Nabi Muhammad saw., dan memiliki kitab suci dan pedoman paling mulia yaitu Al-Qur’an.
Al-Qur’an adalah kitabullah yang keajaiban dan kemukjizatannya tidak akan kunjung habis dan tidak akan usang meski sering diulang-ulang. Al-Qur’an juga meliputi segala aspek kehidupan, baik jin maupun manusia, baik masa lalu, masa kini maupun masa yang akan datang. Sebagaimana Rasulullah menggambarkan tentang Al-Qur’an :
كِتَابُ اللهِ فِيهِ نَبَأُ مَا كَانَ قَبْلَكُمْ وَخَبَرُ مَا بَعْدَكُمْ وَحُكْمُ مَا بَيْنَكُمْ وَهُوَ الْفَصْلُ لَيْسَ بِالْهَزْلِ مَنْ تَرَكَهُ مِنْ جَبَّارٍ قَصَمَهُ الله وَمَنْ اِبْتَغَى الْهُدَى فِي غَيْرِهِ أَضَلَّهُ الله وَهُوَ حَبْلُ اللهِ الْمَتِينُ وَهُوَ الذِّكْرُ الْحَكِيمُ وَهُوَ الصِّرَاطُ الْمُسْتَقِيمُ هُوَ الَّذِي لَا تَزِيغُ بِهِ الْأَهْوَاءُ وَلَا تَلْتَبِسُ بِهِ الْأَلْسِنَةُ وَلَا يَشْبَعُ مِنْهُ الْعُلَمَآءُ وَلَا يَخْلَقُ عَلَى كَثْرَةِ الرَّدِّ وَلَا تَنْقَضِيْ عَجَائِبُهُ
Kitab Allah (Al-Qur’an), di dalamnya ada kisah tentang peristiwa sebelum kalian dan peristiwa setelah kalian, hukum perkara diantara kalian, ia adalah (firman) yang memisahkan (antara yang hak dan batil), bukan senda gurau, barangsiapa meninggalkannya karena bersikap sombong, maka Allah akan membinasakannya, dan barangsiapa mencari petunjuk pada selainnya, maka Allah akan menyesatkannya, ia adalah tali Allah yang kokoh, ia adalah peringatan yang bijaksana, ia adalah jalan yang lurus, dengannya keinginan-keinginan tidak akan menyimpang dan dengannya lisan-lisan tidak akan samar, para ulama tidak pernah puas darinya, tidak akan usang meski sering diulang-ulang dan keajaiban-keajaibannya tidak akan kunjung habis. (HR. Tirmidzi)
Mukjizat Al-Qur’an tidak hanya pada eksistensinya atau keberadaannya, tetapi juga pada tulisannya (lafadznya), bacaannya maupun maknanya.
1. Mukjizat Tulisan Al-Qur’an
Ada berbagai macam mukjizat Al-Qur’an dalam segi lafadznya, contoh lafadz (بسم) tanpa alif washal yang terdapat pada surah Al-Fatihah, surah Hud, dan surah An-Naml. Lafadz ini menunjukkan kewajiban kita bersandar langsung kepada Allah, karena lebih dekat jalannya dan lebih cepat sampainya, sebab lafadz tersebut tidak disisipi/dihalangi oleh alif washal.
Adapun lafadz (باسم) dengan alif washal yang terdapat pada surah Al-Waqi’ah, surah Al-Haqqah, dan surah Al-‘Alaq. Lafadz ini menunjukkan kewajiban bertasbih dan membaca, bisa juga dengan cara merenungkan, menghayati, dan memperhatikan ayat-ayat-Nya.
Contoh lain, lafadz (ابراهم) tanpa ya’ yang hanya terdapat pada surah Al-Baqarah. Lafadz ini menunjukkan Nabi Ibrahim belum dikaruniai anak. Sedangkan lafadz (ابراهيم) dengan tambahan ya’ terdapat di beberapa surah selain surah Al-Baqarah. Lafadz ini menunjukkan Nabi Ibrahim sudah dikaruniai anak, yaitu Nabi Ismail dan Nabi Ishaq. Karena penambahan huruf menunjukkan penambahan makna.
2. Mukjizat Bacaan Al-Qur’an
- Kisah masuk Islamnya Sayyidina Umar bin Khattab setelah mendengar surah Taha yang sedang dibaca oleh adik beliau. Beliau mendapat hidayah setelah mendengar bacaan Al-Qur’an.
- Kisah sahabat Nabi yang bisa menyembuhkan seseorang yang digigit kalajengking/ular dengan bacaan surah Al-Fatihah. Kisah ini disebutkan di dalam hadis riwayat Imam Bukhari.
3. Mukjizat Makna/Penjelasan Al-Qur’an
- Kisah kemenangan bangsa Romawi atas bangsa Persia yang disebutkan dalam surah Ar-Rum.
- Kisah ditemukannya tubuh Fir’aun yang disebutkan dalam surah Yunus.
Wallahu A’lam Bisshawab
Penulis : Saifur Ashaqi