Pura-pura menangis yang dimaksud dalam hal ini adalah berusaha atau memaksa agar mampu menangis. Imam al-Ghazali memberikan beberapa tips agar kita mampu membaca Al-Qur’an dengan menghayatinya, hingga kita mampu menangis.
Sebagaimana disebutkan dalam hadits, pertama yang harus dilakukan oleh seorang qari adalah menghadirkan rasa sedih saat membaca Al-Qur’an. Karena Al-Qur’an diturunkan dengan kesedihan.
وقال الإمام: وإنما طريق تكلف البكاء أن يخضر قلبه الحزن
“Imam al-Ghazali berkata: ‘Sesungguhnya cara untuk memaksa diri agar bisa menangis (saat membaca Al-Qur’an) adalah dengan menghadirkan rasa sedih dalam hati’.” (Muhyiddin Abu Zakariya an-Nawawi, al-Adzkar an-Nawawi, jilid 1, hal. 165)
Tentunya, rasa sedih tidak mungkin bisa serta merta hadir. Lalu bagaimana caranya agar rasa sedih itu bisa hadir?
Imam al-Ghazali melanjutkan:
ووجه إحضار الحزن أن يتأمل ما فيه من التهديد والوعيد والمواثيق والعهود، ثم يتأمل تقصيره في أوامره وزواجره فيحزن لا محالة ويبكي
“Cara menghadirkan rasa sedih adalah dengan merenungkan ancaman dan janji-janji Allah Ta’ala. Kemudian merenungkan kelalaian kita dalam perintah-perintah dan larangan-larangan Allah Ta’ala tentu kesedihan akan tak dapat terelakkan, kemudian menangis.” (Muhyiddin Abu Zakariya an-Nawawi, al-Adzkar an-Nawawi, jilid 1, hal. 165)
Jika hal-hal di atas, mulai mengingat ancaman, siksaan, dosa, dan lain sebagainya, tidak mampu membuat kita menangis, maka, menurut al-Ghazali, hal itu merupakan musibah terbesar dalam hidup.
Wallahu A’lam
Sumber: Situs PBNU
ADS HERE !!!