Kisah ini diriwayatkan oleh Imam Maja’ah bin al-Zubair. Suatu kali ia mendatangi Imam Hamzah dan mendapatinya sedang menangis.
“Apa yang membuatmu menangis?” tanya Imam Maja’ah.
“Bagaimana saya tidak menangis, saya telah bermimpi bertemu Tuhan-ku dan seakan-akan saya menyetor bacaan Al-Qur'an kepada-Nya. Kemudian Dia berkata. ‘Wahai Hamzah, bacalah sebagaimana Aku ajarkan kepadamu’. Saya pun melompat sambil berdiri. Kemudian Dia berkata lagi, ‘Duduklah, sesungguhnya Aku mencintai ahlul qur'an’.
Dalam kisah itu, Allah pun berkata lagi kepada Imam Hamzah, “Bacalah!”
Imam Hamzah lalu membaca hingga sampai pada surat Thaha. Kemudian saya membaca:
ـ...... طُوىً [١٢] وَأَنَا اخْتَرْناَك .... [١٣]ـ
Kemudian Allah berkata, “Jelaskan bacaannya!”
Imam Hamzah pun mengikuti perintahnya dengan menjelaskan bacaan itu.
“Bacalah!” perintah Allah
Imam Hamzah lantas membacanya hingga sampai pada surah Yasin. Saat hendak membaca (تنزيلُ العزيز الرحيم) (dhammah lam-nya), Allah berkata lagi, “Bacalah (تنزيلَ العزيز الرحيم) (fathah lam-nya), wahai Hamzah. Demikian Aku membaca dan ajarkan kepada para malaikat pemikul Arsy, begitu pula para qari’ Al-Qur’an membaca.”
Kemudian Dia memberinya gelang dan memakaikannya, seraya berkata, “Ini adalah balasan atas bacaan Al-Qur’anmu.”
Lalu Dia memberinya sabuk dan memakaikannya. Dia berkata, “Ini adalah balasan atas puasamu di siang hari.”
Kemudian Dia menganugerahkan mahkota dan memakaikannya. Dia berkata, “Ini adalah balasan atas pengajaranmu kepada murid-muridmu. Wahai Hamzah, jangan pernah engkau tinggalkan Al-Qur'an, karena sesungguhnya Aku benar-benar menurunkannya.”
Kemudian Imam Hamzah berkata kepada Imam Maja’ah, “Apakah kamu masih mencela saya karena menangis?”
Kisah ini bisa dibaca dalam karya Aminuddin Abdul Wahab al-Sallar, Kitab Thabaqat al-Qurra’ al-Sab’ah wa Dzikri Manaqibihim wa Qira’atihim, hal. 168-170.
Wallahu A’lam
Sumber: Situs PBNU
ADS HERE !!!