“Kemudian
setelah kamu ditimpa kesedihan, Dia menurunkan rasa aman kepadamu (berupa)
kantuk yang meliputi segolongan dari kamu…” (QS. Ali Imran : 154)
Dalam ayat
154 ini, disampaikan sesuatu yang berbeda dari bentuk perlindungan Allah. Pada
ayat lain mengenai jihad biasanya dijelaskan bentuk pertolongan yang sifatnya
eksternal. Akan tetapi, pada ayat ini perlindungan Allah dalam bentuk rasa
kantuk. Suatu hal yang tidak biasa karena perang adalah suasana yang penuh
dengan ketakutan, kesedihan dan keramaian.
Rasa kantuk
yang berat yang diberikan Allah kepada shabat Nabi dalam perang Uhud waktu itu
merupakan jalan agar mereka terhindar dari rasa takut dan trauma yang
berlebihan. Namun rasa kantuk yang diberikan pada mereka bukanlah sekedar
mengantuk karena mereka tetap terjaga. Sebagaimana Abu Thalhah ra., berkata, “Aku
termasuk orang yang terserang rasa kantuk pada perang Uhud, hingga pedangku
selalu terjatuh dari tanganku, lalu aku mengambilnya, setelah itu terjatuh
lagi, akupun mengambilnya (hingga berulang kali).”
Mengantuk
atau tidur dalam ilmu kedokteran memiliki banyak manfaat, selain menguranngi
resiko penyakit kanker, dan mempertahankan berat badan. Tidur yang dialami para
sahabat waktu itu juga untuk memberikan kesegaran badan dan mengembalikan
kekuatan mereka untuk berperang sebagaimana diungkapkan oleh Imam Ar-Razi dalam tafsirnya. Dan adapun menurut Muhammad Thãhir Ibn Ãsyùr
bahwa berat badan yang dipikul hati akan berkurang setelah tidur dan semakin
banyak hari-hari yang dilalui dengan tidur maka semakin berkuran kesedihan.2
Hal ini sesuai dengan apa yang disebutkan dalam Al-Qur’an “Kemudian setelah
kamu ditimpa kesedihan, Dia menurunkan rasa aman kepadamu (berupa) kantuk …”
Wallahu
A’lam
ADS HERE !!!