Hingga ketika mereka sampai di lembah semut; berkatalah seekor semut, “Wahai semut-semut! Masuk-lah ke dalam sarang-sarangmu, agar kamu tidak diinjak oleh Sulaiman dan bala tentaranya, sedangkan mereka tidak menyadari.” (QS. An-Naml/27: 18)
Ayat 18 surah An-Naml menyebutkan ungkapan seekor semut saat menghimbau kawanannya agar masuk ke sarang mereka demi menghindari Sulaiman dan tentaranya yang akan lewat yang sekaligus menjadi isyarat adanya kehidupan sosial serta komunikasi di antara mereka.
Dalam buku Harun Yahya sebagaimana dikutip dari buku The Ants, terbitan Harvard University tahun 1990, menyatakan bahwa semut juga berkomunikasi pada tingkat kimiawi yang dikenal dengan feromon, yaitu zat kimia yang diindera melalui penciuman dan dikeluarkan oleh kelenjar internal. Ketika seekor semut mengeluarkan feromon, semut lain menerimanya dengan cara menciumnya dan menanggapinya. Ilmu pengetahuan modern menemukan, bahwa semut mempunyai kelenjar kimia yang terdapat di dalam perut dan kepalanya. Kelenjar kimia ini dapat mengeluarkan bahan kimia yang mereka gunakan sebagai media komunikasi di antara sesama mereka.

Para ilmuwan juga menemukan bahwa semut berkomunikasi dengan beberapa bahasa. Di antaranya dengan suara yang bisa didengar, dengan bahasa isyarat dan gerakan, serta bahasa kimiawi yang mengandalkan indera penciuman. Semut menggunakan bahasa kimiawi untuk berkomunikasi dan menyampaikan peringatan bahaya. Bilamana salah satu semut tersesat, ia akan mengeluarkan bau tertentu sebagai isyarat meminta bantuan.
Wallahu A’lam
Oleh: Saifur Ashaqi dkk.
Referensi:
Harun Yahya, Keajaiban Al-Qur'an, hal. 180.
Nadiah Thayyarah, Sains Dalam Al-Qur'an, hal. 595
ADS HERE !!!