Tetapi kamu tidak mampu (menempuh jalan itu), kecuali apabila dikehendaki Allah. Sungguh, Allah Maha Mengetahui, Mahabijaksana. (QS. Al-Insan/76: 30)
Sebagai hasil eksperimen yang dilakukannya tahun 1973, Profesor Benjamin Libet, ahli neurofisiologi di Uni-versitas California, Amerika Serikat, mengungkapkan bahwa semua keputusan dan pilihan kita sudah ditentukan sebelumnya dan bahwa kesadaran muncul untuk berperan hanya setengah detik setelah semuanya ditentukan. Oleh para ahli neurofisiologi lain, maknanya dijelaskan bahwa sesungguhnya kita hidup pada masa lalu dan bahwa kesadaran kita bagaikan monitor yang menunjukkan segalanya setengah detik lebih lambat.
Dalam percobaan Profesor Libet, jeda ini bervariasi antara 350 dan 500 milidetik meskipun keputusan yang muncul tentu saja tidak bergantung pada angka-angka tersebut. Karena, menurut Libet, berapa lama pun jeda tersebut, tidak ada pengaruh apakah lama atau sebentar, satu jam, satu hari, satu bulan, satu tahun atau satu mikrodetik, kehidupan fisik kita selalu berada pada masa lalu. Hal ini menunjukkan bahwa setiap pemikiran, emosi, persepsi, atau gerakan terjadi sebelum mencapai kesadaran kita dan itu membuktikan bahwa masa depan sepenuhnya di luar kendali kita.
Dalam percobaan lain, Profesor Libet menyerahkan keputusan kepada pasien kapan untuk menggerakkan jari. Otak pasien dipantau pada saat jari mereka bergerak dan diamati bahwa sel otak yang relevan beraksi sebelum pasien benar-benar mengambil keputusan. Dengan kata lain, perintah “lakukan!” mencapai individu dan otak disiapkan untuk melakukan tindakan; individu baru menyadari ini setengah detik belakangan. Dia tidak mengambil keputusan untuk bertindak dan kemudian melakukan tindakan itu, tetapi sebaliknya melakukan tindakan yang sudah ditentukan untuknya. Namun, otak membuat penyesuaian; menghilangkan kesadaran bahwa seseorang sebetulnya hidup pada masa lalu, karena itu, pada saat kita merujuk waktu “sekarang”, kita sebetulnya menjalani sesuatu yang sudah ditentukan pada masa lalu. Sebagaimana telah dibahas, penelitian ini menjelaskan fakta bahwa segala sesuatu terjadi atas kehendak Allah, sebagaimana diungkapkan dalam ayat ini.
Wallahu A’lam
Oleh: Saifur Ashaqi dkk.
Sumber: Harun Yahya, Keajaiban Al-Qur'an, hal. 66-68
ADS HERE !!!