Dia (Musa) berkata, “Silakan kamu melemparkan!” Maka tiba-tiba tali-tali dan tongkat-tongkat mereka terbayang olehnya (Musa) seakan-akan ia merayap cepat, karena sihir mereka. (QS. Thaha/20: 66)
Kata “sihr” terambil dari kata Arab “sahar” yaitu akhir waktu malam dan awal terbitnya fajar. Saat itu, bercampur gelap dan terang sehingga segala sesuatu menjadi tidak jelas atau tidak sepenuhnya jelas, itulah sihir. Terbayang oleh seseorang sesuatu padahal sesungguhnya ia tidak demikian. Dia menduga terjadi sesuatu, tetapi dugaan itu keliru. Matanya melihat sesuatu, tetapi sebenarnya hanya matanya yang melihat demikian, kenyataannya tidak demikian.
Dengan demikian, kita dapat berkata bahwa sihir memang ada, tetapi keberadaan dan pengaruhnya adalah atas izin Allah, demikian juga sebaliknya. Karena itu untuk menangkalnya, diperlukan bantuan Allah pula. Doa yang tulus merupakan salah satu senjata yang amat ampuh. Salah satu doa yang diajarkan Allah kepada Nabi Muhammad saw. adalah surah Al-Falaq.
Ayat ini juga mengisyaratkan bahwa kebatilan tidak jarang mengelabui mata manusia oleh keindahan kemasannya atau menakutkan mereka oleh ancamannya, tetapi itu hanya sementara, karena begitu ia dihadapkan dengan kebenaran, kebatilan tersebut sirna oleh kemantapan ke-benaran itu. Sementara ulama berpendapat bahwa tali-tali para penyihir itu terlihat sebagai ular yang bergerak karena ia dicampur dengan bahan kimia, semacam air raksa yang kemudian terlihat bergerak-gerak ketika terkena sinar matahari. Pendapat ini dikemukakan oleh mereka yang tidak mengakui adanya sihir.
Wallahu A’lam
Oleh: Saifur Ashaqi dkk.
Sumber: M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Mishbah, Vol. 7, hal. 620-621.
ADS HERE !!!