Yang memiliki kerajaan langit dan bumi, tidak mem-punyai anak, tidak ada sekutu bagi-Nya dalam ke-kuasaan-(Nya), dan Dia menciptakan segala sesuatu, lalu menetapkan ukuran-ukurannya dengan tepat. (QS. Al-Furqan/25: 2)
Dari kekuatan ledakan Big Bang hingga sifat fisika atom, dari tingkat kekuatan empat jenis gaya dasar hingga proses kimiawi pada bintang, dari jenis cahaya yang dipancarkan matahari hingga tingkat keenceran air, dari jarak bumi ke bulan hingga tingkat gas-gas dalam atmosfer, dari jarak bumi ke matahari hingga sudut kemiringan bumi terhadap bidang orbit, dan dari kecepatan perputaran bumi terhadap sumbunya hingga peran laut dan pegunungan di bumi; setiap detail kecil itu disesuaikan demi kehidupan kita. Saat ini, dunia ilmiah menggambarkan keadaan ini dengan konsep “Prinsip Antropik” (Anthropic Principle) dan “penyelarasan” (fine-tuning). Konsep ini merangkum kenyataan bahwa alam semesta bukanlah sekumpulan zat yang tak bertujuan, tak terkendali, dan terjadi secara kebetulan, melainkan memiliki kegunaan bagi kehidupan manusia dan telah dirancang dengan ketelitian tertinggi.
Ayat di atas menarik perhatian manusia pada ukuran dan keselarasan dalam ciptaan Allah. Kata taqdír, yang berarti “merancang”, “mengukur”, dan “menciptakan dengan mengukur” digunakan dalam ayat ini.
Istilah “fine-tuning” yang mulai digunakan pada akhir abad ke-20, mewakili kebenaran yang di-ungkapkan dalam ayat ini. Lebih dari seperempat abad terakhir, sejumlah besar ilmuwan, intelektual, dan penulis telah menunjukkan bahwa alam semesta bukanlah kumpulan kebetulan belaka. Sebaliknya, jagat raya memiliki rancangan dan keteraturan luar biasa yang disesuaikan secara ideal untuk kehidupan manusia dalam setiap detailnya. Seluruh kondisi alam semesta menunjukkan dengan gamblang bahwa alam semesta telah dirancang dengan khusus untuk menopang kehidupan. Ahli fisika Dr. Karl Giberson mengungkapkan fakta ini: “Pada tahun 60-an, beberapa ahli fisika mengamati bahwa alam semesta tampaknya telah diselaraskan untuk keberadaan kehidupan manusia.”
Wallahu A’lam
Oleh: Saifur Ashaqi dkk.
Sumber: Harun Yahya, Keajaiban Al-Qur'an, hal. 15-16.
ADS HERE !!!