Sungguh, Kami telah menciptakan manusia dari setetes mani yang bercampur882) yang Kami hendak mengujinya (dengan perintah dan larangan), karena itu Kami jadikan dia mendengar dan melihat. (QS. Al-Insan/76: 2)
Pakar-pakar bahasa menyatakan bahwa jika sifat dari satu hal yang berbentuk tunggal mengambil bentuk jamak (seperti pada kasus ayat ini), maka itu mengisyaratkan bahwa sifat tersebut mencakup seluruh bagian-bagian kecil dari yang disifatinya. Dalam hal nuthfah (setetes mani), maka sifat amsyaj (bercampur) bukan sekedar bercampurnya dua hal sehingga menyatu atau terlihat menyatu, tetapi percampuran itu demikian mantap sehingga mencakup seluruh bagian-bagian dari nuthfah.
Tentang penciptaan manusia, Allah swt. menjelaskan dalam Al-Qur'an bahwa manusia itu diciptakan dari setetes nuthfah (mani). Meskipun demikian, material manusia ini tidak semuanya berasal dari sperma, melainkan hanya sebagian kecil saja dan dengan beberapa campuran lainnya. Tekanan khusus dalam pernyataan yang mengumumkan suatu fakta yang baru ditemukan oleh ilmu pengetahuan modern itu merupakan bukti bahwa pernyataan tersebut berasal dari Allah swt.
Ilmu pengetahuan modern sudah menemukan bahwa cairan yang disebut mani tidak mengandung sperma saja. Cairan ini ternyata merupakan campuran dari pelbagai cairan berlainan. Cairan mani merupakan campuran dari zat-zat yang dikeluarkan dari testikel, vesikel, kelenjar prostat, dan kelenjar-kelenjar yang berhubungan dengan saluran urin. Analisis mendetail tentang cairan ini menunjukkan kandungannya terdiri atas banyak zat terpisah, seperti asam sitrat, prostaglandin, flavin, asam arkorbat, ergothioneine, kolesterol, phospholipids, fibrinolysin, zinc, asam fosfatase, phosphase, hyaluronidase, dan sperma. Cairan-cairan ini mempunyai fungsi berbeda, misalnya mengandung gula yang diperlukan untuk menyediakan energi bagi sperma, menetralkan asam di pintu masuk rahim, dan menyediakan zat lendir untuk memudahkan pergerakan sperma.
Wallahu A’lam
Oleh: Saifur Ashaqi dkk.
Referensi:
M. Quraish Shihab, Dia di Mana-mana, hal. 144-145.
As‘adi Muhammad, Bukti Keajaiban dan Kebenaran Al-Qur'an, hal. 133.
Harun Yahya, Keajaiban Al-Qur'an, hal. 118-119.
ADS HERE !!!