“(Tuhan) yang telah menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu, dan menjadikan jalan-jalan di atasnya bagimu, dan yang menurunkan air (hujan) dari langit.” Kemudian Kami tumbuhkan dengannya (air hujan itu) berjenis-jenis aneka macam tumbuh-tumbuhan. (QS. Thaha/20: 53)
Kata (mahdan) artinya terhampar. Allah jadikan bumi datar terhampar sehingga mudah bagi manusia untuk berjalan, duduk, dan berbaring di atasnya.
Arti dari kata “hamparan” di sini adalah bila kita pergi ke negeri mana pun di dunia, misalnya, kita akan melihat tanah di depan kita rata dan terhampar, dan itu mustahil terjadi bila bukan karena bumi berbentuk bulat (geoidal). Andaikan bumi berbentuk kotak, segitiga, segienam atau bentuk geometris apa saja selain bulat, kita pasti takkan melihat hamparan tanah di depan kita, melainkan tepi atau pinggiran bumi dan kemudian angkasa. Satu-satunya bentuk geometris yang memungkinkan tanah di depan kita tampak rata dan terhampar di mana pun kita menginjakkan kaki adalah bentuk bulat. Bila kita berjalan dari satu titik tertentu di permukaan bola dunia (globe), lalu terus berjalan hingga sampai ke titik awal tempat kita mulai berjalan, kita pasti akan mendapati tanah di depan kita selalu berbentuk rata dan terhampar selama perjalanan.
Thabathaba‘i menulis, bahwa Allah menempatkan manusia di bumi dengan menghamparkannya agar mereka dapat menikmati hidup dan berbekal, guna kehidupan akhiratnya. Allah menjadikan manusia di bumi ini agar ia menyadari bahwa ada jarak antara ia dan tujuan hidupnya. Ada jalan yang harus ditempuhnya guna mencapai tujuan hidup itu, yakni pendekatan diri kepada Allah dan upaya masuk kehadirat-Nya, sebagaimana halnya ia menempuh jalan-jalan di permukaan bumi ini untuk mencapai arah yang ditujunya.
Wallahu A’lam
Oleh: Saifur Ashaqi dkk.
Referensi:
Departemen Agama RI., Al-Qur'an dan Tafsirnya, Jd. 6, hal. 147-150.
Nadiah Thayyarah, Sains Dalam Al-Qur'an, hal. 453-454.
M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Mishbah, Vol. 7, hal. 605.
ADS HERE !!!