Dan sungguh, telah Kami berikan hikmah kepada Luqman, yaitu, “Bersyukurlah kepada Allah! Dan barang siapa bersyukur (kepada Allah), maka sesungguhnya dia bersyukur untuk dirinya sendiri; dan barang siapa tidak bersyukur (kufur), maka sesungguhnya Allah Mahakaya, Maha Terpuji.” (QS. Luqman/31: 12)
Ayat 12 surah Luqman adalah salah satu dari butir hikmah yang pernah diajarkan Luqman kepada anaknya. Ayat di atas secara umum menyampaikan manfaat syukur bagi manusia, yaitu “untuk dirinya sendiri”, namun secara eksplisit disampaikan dalam ayat 7 surah Ibrahim, bahwa “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu”. Makna “menambah” di sini bisa dimaknai beragam, namun faktanya bisa kita lihat pada beberapa hasil penelitian berikut ini:
1.) Prof. Robert Emmons, Psikologi Universitas California, yang meneliti manfaat syukur terhadap kejiwaan dan kesehatan seseorang menyatakan bahwa dengan setiap hari mencatat rasa syukur atas kebaikan yang diterima, orang menjadi lebih teratur berolah raga, sedikit mengeluhkan gejala penyakit, dan secara ke-seluruhan merasa hidupnya lebih baik. Selain itu, akan bersikap lebih menyayangi, memaafkan, dan berpeng-harapan baik pada masa depannya.
2.) S.B Alqoe dkk., asal University of Virginia Amerika Serikat yang karyanya dimuat dalam jurnal ilmiah Emotion Juni 2008, dengan judul Beyond Reciprocity: Gratitude and Realtionships in Everyday, menyimpulkan, bahwa bersyukur selain menyehatkan jiwa raga, juga mendorong terjalin dan terbinanya persahabatan antar manusia.
3.) Wallace Wattles dalam bukunya The Science of Getting Rich, mengatakan adanya hukum ketertarikan dalam rasa syukur. Syukur sesuai dengan prinsip alam tentang aksi dan reaksi yang selalu seimbang dan berlawanan arah. Seseorang tidak akan mampu memanfaatkan kekuatan diri secara optimal tanpa disertai rasa syukur, sebab syukur menjaga seseorang tetap terhubungkan dengan kekuatan tersebut.
Wallahu A’lam
Oleh: Saifur Ashaqi dkk.
Sumber: Agus Susanto, Islam Itu Sangat Ilmiah, hal. 113-115.
ADS HERE !!!