Tidakkah engkau memperhatikan, bahwa Allah memasukkan malam ke dalam siang dan memasukkan siang ke dalam malam dan Dia menundukkan matahari dan bulan, masing-masing beredar sampai kepada waktu yang ditentukan. Sungguh, Allah Mahateliti apa yang kamu kerjakan. (QS. Luqman/31: 29)
Ayat 29 surah Luqman merupakan pertanyaan yang mengandung makna keheranan dan sekaligus kecaman terhadap siapa saja yang meragukan hari kebangkitan. Adapun makna penggalan ayat “Dia menundukkan matahari dan bulan, masing-masing beredar sampai kepada waktu yang ditentukan,” ini mengandung dua pengung-kapan fakta yaitu:
1.) Waktu perjalanan matahari dan bulan di alam raya ini. Menurut perhitungan ahli astronomi, matahari bergerak dengan kecepatan 720 km/jam ke arah bintang Vega dalam sebuah garis edar yang disebut Solar Apex. Ini berarti matahari bergerak kira-kira sejauh 17.280.000 kilometer dalam sehari. Bersama matahari, semua planet dan satelit dalam sistem gravitasi matahari juga bergerak menempuh jarak ini. Dan adapun perjalanan bulan, ia mengorbit bumi sekaligus bergerak bersama mengitari matahari dengan pola tetap menyerupai huruf “S” sebagaimana dibahasakan ‘urjun/tandan tua’ dalam Al-Qur'an. Peredaran bulan ini ditempuh dengan kecepatan 30 km per detik dan menyelesaikan sekali putaran dengan 365, 25 hari.
2.) Para pakar astronomi mengatakan bahwa pada suatu saat nanti perlambatan kecepatan rotasi bumi pada porosnya akan sampai pada suatu titik di mana bumi akan mengubah arah putarannya. Bumi akan berputar dari timur ke barat sehingga matahari akan tampak terbit dari barat dan terbenam di timur. Hal ini sangat selaras dengan apa yang disampaikan oleh Nabi sebagai tanda-tanda akan terjadinya kiamat. Para ilmuwan telah berhasil mendapatkan kesimpulan yang mencengangkan ini berkat penggunaan ilmu baru yang dinamakan dendokronologi.
Wallahu A’lam
Oleh: Saifur Ashaqi dkk.
Referensi:
Harun Yahya, Keajaiban Al-Qur'an, hal. 26-27.
Nadiah Thayyarah, Sains Dalam Al-Qur'an, hal. 425.
ADS HERE !!!