“agar aku dapat berbuat kebajikan yang telah aku tinggalkan.” Sekali-kali tidak! Sungguh itu adalah dalih yang diucapkannya saja. Dan di hadapan mereka ada barzakh sampai pada hari mereka dibangkitkan. (QS. Al-Mu'minun/23: 100)
Pada potongan ayat 100, “...Dan di hadapan mereka ada barzakh sampai pada hari mereka dibangkitkan.” Kata barzakh memiliki arti pemisah antara dua hal. Dalam Al-Qur'an ditemukan dua kali. Terdapat pada ayat ini (QS. Al-Mu'minun/23: 100) dan (QS. Ar-Rahman/55: 20).
Barzakh (pemisah) yang terdapat pada surah Al-Mu'minun ayat 100 di atas adalah adanya jeda waktu yang menjadi pemisah antara dunia dan alam akhirat (hari kebangkitan). Dengan kata lain, bahwa saat kematian tiba seorang akan berada di dinding pemisah atau yang disebut barzakh (alam kubur). Pemisah itu berfungsi menghalangi manusia menuju ke alam yang lain yang lebih sempurna dari alam barzakh, dan juga menghalangi pula kembali ke dunia.
Ulama berbeda pendapat dalam memahami alam barzakh, pertama menjadikan alam barzakh sebagai ba-gian dari alam akhirat. Sedangkan yang lain, bahwa alam barzakh adalah alam setelah manusia meninggal di dunia tidak disebut sebagai alam akhirat, berdasarkan ayat Al-Mu'minùn di atas yang menjelaskan alam barzakh adalah sebagai pemisah yang menghalangi seseorang kembali ke dunia dan menghalangi pula ke alam kebangkitan (bagian dari alam akhirat).
Kesimpulannya, kelak orang kafir ketika mengalami sakaratul maut mereka teringat dosa mereka, mereka memohon diberi umur lagi (di dunia) agar dapat bertobat dan mengamalkan amal saleh. Namun demikian, tiada artinya sama sekali, mereka tidak akan hidup kembali karena dihadapan mereka telah ada kehidupan di alam barzakh yaitu alam penghalang kembali ke dunia sampai di akhirat.
Wallahu A’lam
Oleh: Saifur Ashaqi dkk.
Sumber: M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Mishbah, Vol. 8, hal. 437.
ADS HERE !!!