Dan tidakkah mereka memperhatikan, bahwa Kami mengarahkan (awan yang mengandung) air ke bumi yang tandus, lalu Kami tumbuhkan (dengan air hujan itu) tanam-tanaman sehingga hewan-hewan ternak mereka dan mereka sendiri dapat makan darinya. Maka mengapa mereka tidak memperhatikan? (QS. As-Sajdah/32: 27)
Hujan turun akibat interaksi berbagai faktor biologis dan kimiawi yang tidak diketahui secara pasti. Faktor-faktor itu di antaranya penguapan air, pembentukan awan (baik melalui hembusan udara vertikal maupun oleh debu yang merangkap partikel air), dan “pengawinan” awan-awan kumulus menjadi awan besar yang kemudian menurunkan butiran air, salju, atau embun. Itu semua terjadi berkat kekuasaan Allah swt.
Ketika hujan turun, butiran air yang mengenai tanah akan menyebabkan partikel-partikelnya mengembang dan volumenya membesar. Hal ini terjadi karena ketika ada air melimpah, ruang antara partikel-partikel tanah melebar dan dimasuki lebih banyak partikel air dan ion-ion yang terlarut di dalamnya. Ketika air dan unsur gizi yang terlarut di dalamnya meresap di antara lapisan-lapisan, ukuran partikel tanah mengembang. Akibatnya, partikel-partikel ini berfungsi sebagai tempat penampungan air yang menghidupkan atau menyuburkan tanah. Karena kasih sayang Allah terhadap manusia sajalah air tertampung dengan cara demikian tanpa bocor atau merembes ke bawah ditarik gaya gravitasi.
Makna ayat, apakah orang-orang yang tidak percaya dengan adanya hari berbangkit sesudah mati dan hidup sesudah menjadi hancur, tidak menyaksikan, bahwasanya dengan kekuasaan Kami menghalau awan yang mengandung air ke bumi tandus yang tidak ada tanamannya, lalu dengan air hujan itu Kami keluarkan (tumbuhan) tanaman-tanaman hijau yang dapat dijadikan makanan oleh ternak mereka dan dapat dijadikan pula makanan untuk mereka sendiri, sehingga mereka dapat hidup?
Wallahu A’lam
Oleh: Saifur Ashaqi dkk.
Referensi:
Zaghlul Raghib An-Najjar, Buku Induk Mukjizat Ilmiah Hadis Nabi, hlm. 89-90.
Harun Yahya, Keajaiban Al-Qur'an, hlm. 88.
Ahmad Mustafa Al-Maragi, Terjemah Tafsir Al-Maragi Juz 21, hal. 181.
ADS HERE !!!