Dan janganlah orang-orang yang mempunyai ke-lebihan dan kelapangan di antara kamu bersumpah bahwa mereka (tidak) akan memberi (bantuan) kepada kerabat(nya), orang-orang miskin dan orang-orang yang berhijrah di jalan Allah, dan hendaklah mereka memaafkan dan berlapang dada. Apakah kamu tidak suka bahwa Allah mengampunimu? Dan Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang. (QS. An-Nur/24: 22)
Ayat 22 surah An-Nur berkenaan dengan sumpah yang dilakukan oleh Abu Bakar ra. untuk tidak lagi membantu Misthah yang sebelumnya selalu dibantunya hanya karena ia termasuk salah satu penyebar kebohongan. Makna kalimat “dan hendaklah mereka memaafkan dan berlapang dada” pada penggalan ayat di atas adalah “meninggalkan sanksi terhadap yang bersalah (memaafkan)”, sebab kata ‘afw juga diartikan menutupi, dan bahkan rangkaian hurufnya juga lahir makna ‘terhapus’ atau ‘habis tiada berbekas’. Dan adapun menurut Imam Ghazali kata ‘afw mengandung makna ‘menghapus’, ‘mencabut akar sesuatu’ dan juga ‘membinasakan’.
Berdasarkan pemahaman makna ayat di atas, oleh Harun Yahya kemudian diungkapkan manfaat dari ‘memaafkan’ sebagai penafsiran ilmiah ayat tersebut dengan mengacu pada beberapa hasil riset yang dipublikasikan beberapa media, di antaranya adalah :
1.) Belajar memaafkan akan merasa jauh lebih baik secara emosional dan juga secara fisik, seperti berkurangnya sakit perut, stress, dan insomnia secara drastis. (Penelitian Dr. Frederic Luskin)
2.) Kemarahan menimbulkan emosi negatif, membahayakan keseimbangan emosional dan kesehatan fisik. (Majalah Healing Current September-Oktober 1996 berjudul “Forgiveness”)
3.) Lelaki tua pemarah menghadapi resiko sakit jantung tiga kali lebih besar daripada mereka yang lebih periang. (Artikel “Anger Is Hostile to Your Heart” yang dimuat Harvard Gazette)
4.) Emosi memicu produksi protein penyebab peradangan yang ujungnya mengakibatkan serangan jantung dan stroke. (Jurnal Psychosomatic Medicine). Demikian juga diungkapkan Prof. Edward Suarez dari Duke University Medical Centre di Caroline Utara.
Wallahu A’lam
Oleh: Saifur Ashaqi dkk.
Referensi:
M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Mishbah, Vol. 8, hal. 507-508.
Harun Yahya, Keajaiban Al-Qur'an, hal. 105-108.
ADS HERE !!!