Dia membiarkan dua laut mengalir yang (kemudian) keduanya bertemu, di antara keduanya ada batas yang tidak dilampaui oleh masing-masing (QS. Ar-Rahman/55: 19-20)
Berdasarkan penelitian, para ahli kelautan berhasil me-nyingkap adanya batas antara dua lautan yang berbeda. Mereka menemukan bahwa ada pemisah antara setiap lautan; pemisah itu bergerak di antara dua lautan dan dinamakan dengan front (jabhah), hal ini dianalogikan dengan front yang memisahkan antara dua pasukan. Dengan adanya pemisah ini, setiap lautan memelihara karakteristiknya sesuai dengan makhluk hidup yang tinggal di lingkungan masing-masing. Di antara pertemuan dua laut itu terdapat lapisan-lapisan air pembatas yang memisahkan antara keduanya, dan berfungsi memelihara karakteristik khas setiap lautan dalam hal kadar berat jenis, kadar garam, biota laut, suhu, dan kemampuan melarutkan oksigen.
Secara saintifik dapat diterangkan alasan-alasan tidak bercampurnya kedua laut tersebut saat bertemu sehingga terdapat batas yang jelas yang memisahkan keduanya. Batas dua laut dapat berupa batas horizontal, yaitu ketika massa air laut yang satu berada di atas massa air laut yang lain, atau batas vertikal, yaitu ketika massa air laut yang satu berada di sisi massa air laut yang lain atau kedua laut itu berdampingan.
Pertanyaan yang menarik untuk diajukan adalah mengapa bisa terbentuk bidang batas yang memisahkan kedua laut yang saling bertemu tersebut. Massa air laut ditentukan oleh nilai temperatur dan salinitas atau kadar garamnya. Temperatur dan salinitas bersama dengan tekanan air laut yang ditentukan oleh kedalaman di mana massa air itu berada menentukan densitas atau rapat jenis massa air laut tersebut. Karena densitas massa air laut berbeda dari permukaan sampai ke dasar laut, maka laut menjadi terstrasifikasi atau berlapis-lapis, di mana massa air yang ringan berada di atas massa air yang berat. Kondisi laut yang berlapis-lapis ini membuat kolom air laut menjadi stabil, dan dapat mencegah gerakan vertikal dari partikel atau massa air. Hal ini mengakibatkan tidak terjadinya percampuran di antara lapisan-lapisan air yang densitasnya berbeda. Dengan demikian, air yang ringan tetap berada di atas air yang berat dan tidak saling bercampur.
Wallahu A’lam
Oleh: Saifur Ashaqi dkk.
Sumber: Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur'an, Samudra Dalam Perspektif Al-Qur'an dan Sains, hal. 40-41.
ADS HERE !!!