Dan Kami turunkan air dari langit dengan suatu ukuran; lalu Kami jadikan air itu menetap di bumi, dan pasti Kami berkuasa melenyapkannya. (QS. Al-Mu'minun/23: 18)
Berkaitan dengan volume air hujan yang diturunkan oleh Allah dari langit, Rasulullah saw. pernah bersabda, “Tidak ada tahun yang hujannya lebih sedikit daripada tahun yang lain, tetapi Allah hanya membagi-bagikannya”. (HR. Baihaqi dan Hakim)
Selanjutnya, Allah Yang Mahaadil membagi-bagikan air hujan itu dengan mekanisme yang mengagumkan. Setiap tahunnya, air yang turun ke daratan lebih banyak daripada yang menguap, sedangkan yang turun di lautan lebih sedikit daripada yang menguap. Jumlah surplus air di daratan sama dengan jumlah minus air di lautan. Kelebihan air di daratan itu lantas dikembalikan ke lautan, setelah air tersebut melakukan tugasnya: memecah bebatuan, membentuk tanah, menciptakan saluran-saluran air, meratakan permukaan tanah, menyebarkan humus, memberi minum manusia, hewan, dan tumbuhan, serta melembabkan udara dan tanah.
Siklus air di bumi merupakan fenomena yang menun-jukkan kemahasempurnaan Allah swt. dalam mencipta dan mengatur alam semesta. Jumlah air bumi yang tidak berubah sepanjang tahun dibagi-bagikan ke pelbagai penjuru bumi untuk memenuhi seluruh kebutuhan makhluk hidup di bumi. Siklus air antara bumi dan atmosfer (hydrological cycle) merupakan proses daur ulang yang akan membersihkan air dari miliaran kotoran dan bangkai makhluk hidup yang mencemarinya.
Para pakar menjelaskan bahwa total volume air yang turun ke bumi setiap tahunnya tidak pernah berubah, tetap sama. Hanya saja curah hujan dari satu tempat ke tempat yang lain tidaklah sama. Pengetahuan tentang hal ini baru dicapai manusia di akhir abad ke-20. Sementara, Al-Qur'an dan Hadis Nabi saw. telah menjelaskannya lebih dari 1.400 tahun yang telah lalu. Ini merupakan mukjizat ilmiah yang terkandung dalam Al-Qur'an dan Hadis.
Wallahu A’lam
Oleh: Saifur Ashaqi dkk.
Sumber: Zaghlul Raghib An-Najjar, Buku Induk Mukjizat Ilmiah Hadits Nabi, hal. 86-88
ADS HERE !!!