pandangan mereka tertunduk, ketika mereka keluar dari kuburan, seakan-akan mereka belalang yang beterbangan, (QS. Al-Qamar/54: 7)
Ayat 7 bahwa “seakan-akan mereka belalang yang beterbangan” jika ditafsirkan secara bahasa sebagaimana dipahami dari kata Al-Jarad yang berarti belalang, oleh Ibn Asyur, lebih tepatnya diartikan ‘anak-anak belalang yang belum muncul sayapnya’. Ini karena disamakan keadaanya ketika mereka berada di lubang tanah dan bermunculan serta bertumpukan satu sama lain. Atau dengan kata lain, karena keadaan manusia yang dibangkitkan waktu itu yang keluar dalam keadaan tidak teratur dan saling tindih-menindih disebabkan banyaknya jumlah mereka akan terlihat layaknya gerombolan belalang yang keluar dari sarangnya.
Perumpamaan keadaan manusia saat hari kebangkitan dengan kawanan anak belalang yang baru saja keluar dari cangkang telurnya disampaikan langsung oleh Allah swt. dalam Al-Qur'an, karena Dialah yang tahu persis bagaimana ciptaan-Nya. Dan pendapat Asyur yang mengungkapkan bahwa belalang yang dimaksud adalah ‘anak-anak belalang’ sangatlah tepat. Berdasarkan hasil studi komprehensif di abad ke-20 diketahui bahwa kawanan belalang yang beterbangan yang lebarnya bisa mencapai berkilo-kilo meter, hingga 1.200 kilometer persegi, yang terbentuk dari 40-80 juta belalang per kilometer perseginya, ternyata terlahir dari ribuan butir telur yang tertanam dalam pasir selama kurang lebih 10-65 hari di kedalaman 10-15 cm yang kurang lebih setiap 95-158 telur dierami oleh satu belalang betina.
Setelah mereka terkubur dan dierami dalam waktu yang disebutkan di atas, mereka semua akan keluar secara bersamaan dan terlihatlah kawanan belalang yang mengisi udara sepanjang 1.200 kilometer. Inilah alasan mengapa hari kebangkitan digambarkan seperti belalang yang beterbangan.
Wallahu A’lam
Oleh: Saifur Ashaqi dkk.
Referensi:
M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Mishbah, Vol. 13, hal. 234.
Harun Yahya, Keajaiban Al-Qur'an, hal. 178.
ADS HERE !!!