(Ingatlah) pada hari langit Kami gulung seperti menggulung lembaran-lembaran kertas. Sebagaimana Kami telah memulai penciptaan pertama, begitulah Kami akan mengulanginya lagi. (Suatu) janji yang pasti Kami tepati; sungguh, Kami akan melaksanakannya. (QS. Al-Anbiya'/21: 104)
Surah Al-Anbiya' ayat 104 merupakan penyampaian Al-Qur'an, akan berakhirnya alam semesta ini. Teori bah-wa alam semesta terus-menerus ‘mengembang’ telah diterima para ilmuwan pada pertengahan abad ke-20, tepatnya tahun 1929 ketika Edwin Hubble, ahli astronomi Amerika menemukan bahwa bintang dan galaksi terus bergerak saling menjauhi. Dan bahkan, Albert Einstein yang sebelumnya mengesampingkan temuannya soal ‘model alam semesta statis’, belakangan dia menyatakan bahwa ini sebagai kesalahan paling serius dalam hidupnya. Sekalipun demikian, para ahli kala itu berbeda pendapat, apakah proses perluasan itu berlangsung terus-menerus tanpa henti ataukah ada suatu waktu muncul daya tarik mahadahsyat yang menarik seluruh material dan energi, ruang, dan waktu kembali menyatu sebagaimana awal penciptaan.
Seiring berjalannya waktu, akhirnya pada tanggal 22 oktober 2002, kita bisa melihat sebuah publikasi yang kemudian dikutip oleh Harun Yahya dalam bukunya, sebagaimana disebutkan bahwa “jagat raya akan hancur, runtuh, dan lenyap. Apa pun yang kita lihat sekarang, dan yang berada pada jarak lebih jauh yang tak bisa kita lihat, akan runtuh menjadi titik yang lebih kecil ketimbang sebuah proton.” Inilah yang disebut teori Big Crunch, jagat raya akan mulai runtuh dan akhirnya alam semesta akan memiliki kekerapan tak terhingga serta menjadi panas dan kecil tak terhingga pula.2 Teori ilmiah tersebutlah yang diisyaratkan dalam Al-Qur'an dengan redaksi “pada hari langit kami gulung seperti menggulung lembaran-lembaran kertas.”
Wallahu A’lam
Oleh: Saifur Ashaqi dkk.
Referensi:
Zaghul Raghib An-Najjar, Buku Induk Mukjizat Ilmiah Hadis Nabi, hal. 436-437.
Harun Yahya, Keajaiban Al-Qur'an, hal. 4.
ADS HERE !!!