Dialah yang menciptakanmu dari tanah, kemudian dari setetes mani, lalu dari segumpal darah, kemudian kamu dilahirkan sebagai seorang anak, kemudian di-biarkan kamu sampai dewasa, lalu menjadi tua. Tetapi di antara kamu ada yang dimatikan sebelum itu. (Kami perbuat demikian) agar kamu sampai kepada kurun waktu yang ditentukan, agar kamu mengerti. (QS. Gafir/40: 67)
Jumhur ulama berpendapat bahwa yang dimaksud de-ngan Allah menciptakan manusia dari tanah ialah bapak manusia yaitu Adam yang diciptakan Allah dari tanah. Sebagian ahli tafsir menerangkan, yang dimaksudkan dengan Allah menjadikan manusia dari tanah ialah Allah menjadikan manusia dari saripati yang berasal dari tanah. Seorang bapak dan seorang ibu memakan makanan yang berasal dari tanah, dari binatang ternak, dan tumbuh-tum-buhan. Binatang ternak memakan tumbuh-tumbuhan dan berkembang dengan menggunakan zat-zat yang berasal dari tanah. Makanan yang dimakan ibu atau bapak itu merupakan sumber utama untuk membentuk sel telur atau sperma. Sel telur ibu bertemu dengan sperma bapak dalam rahim ibu, sehingga menjadi segumpal darah dan seterusnya.
Allah lalu menerangkan bahwa manusia yang diciptakan-Nya dari tanah itu mengalami hidup dalam tiga masa; yaitu: Masa kanak-kanak, masa dewasa, masa tua. Di antara manusia ada yang diwafatkan Allah pada masa kanak-kanak, ada pula pada masa dewasa, dan ada yang diwafatkan setelah berusia lanjut. Ketentuan kapan seorang manusia meninggal itu berada di tangan Allah semata.
Ilmu pengetahuan modern telah menemukan bukti kebenaran firman Allah yang menyatakan bahwa manusia pertama yaitu Adam, diciptakan dari saripati tanah dan manusia-manusia selanjutnya diciptakan dari sperma yang juga mengandung zat-zat yang sama dengan tanah. Unsur-unsur kimia yang terdapat pada tubuh manusia serupa dengan unsur-unsur kimia yang terdapat dalam tanah, misalnya, oksigen dan hidrogen (yang terdapat pada air bumi), karbon (yang berasal dari karbondioksida yang diserap tumbuhan saat melalui proses fotosintesis) dan nitrogen (yang terdapat dalam atmosfer bumi dan protein yang dimakan manusia).
Wallahu A’lam
Oleh: Saifur Ashaqi dkk.
Referensi:
Departemen Agama RI, Al-Qur'an dan Tafsirnya, Jd. 8, hal. 569-570.
Zaghlul Raghib An-Najjar, Buku Induk Mukjizat Ilmiah Hadis Nabi, hal. 154.
ADS HERE !!!