Dan Dialah yang membiarkan dua laut mengalir (berdampingan); yang ini tawar dan segar dan yang lain sangat asin lagi pahit; dan Dia jadikan antara keduanya dinding dan batas yang tidak tembus. (QS. Al-Furqan/25: 53)
Pada tahun 1873, manusia mulai mengetahui bahwa ada beberapa tempat yang mempunyai kandungan air yang berbeda. Dan pada tahun 1942, para ilmuwan menemukan bahwa Samudra Atlantik bukanlah laut yang hanya merupakan satu lautan, akan tetapi terdiri atas be-berapa laut yang masing-masing berbeda. Perbedaan ini terjadi karena adanya kandungan kadar garam, suhu, berat jenis, dan kandungan lain yang tidak sama.
Prof. William W Hay, ahli geologi dari Universitas Colorado, Boulder, Colorado, Amerika Serikat, menjelaskan bahwa kumpulan air di laut bukanlah laut yang homogen sebagaimana yang terlihat. Laut-laut itu agak berbeda, yang membedakan adalah kadar garam, suhu, dan berat jenis yang bermacam-macam. Jika dilihat dengan mikroskop, akan terlihat garis putih yang merupakan percampuran antara dua air laut yang berbeda.
Sedangkan Richard A. Davis, Jr. dalam bukunya Principles of Oceanography menjelaskan, “Sifat laut yang saling bertemu dan tidak bercampur satu sama lain ini telah ditemukan para ahli kelautan baru-baru ini. Karena adanya gaya fisika yang dinamakan tegangan permukaan, air dari laut-laut yang saling bersebelahan tidak menyatu. Akibat adanya perbedaan massa jenis, tegangan permukaan mencegah lautan dari bercampur satu sama lain, seolah terdapat dinding tipis yang memisahkan mereka.”
Kebenaran ilmiah dari QS. Al-Furqãn/25: 53 dibuktikan dengan penemuan sungai dalam laut di Meksiko. Pada penemuan tersebut, para ilmuwan menemukan adanya sungai di dalam laut yang airnya tidak bercampur dengan air laut. Fenomena seperti ini juga pernah ditemukan oleh Jacques Yves Costeau, seorang ahli kelautan Prancis yang menemukan mata air tawar di dalam laut yang tidak bercampur airnya dengan air laut.
Wallahu A’lam
Oleh: Saifur Ashaqi dkk.
Sumber: Agus Susanto, Islam Itu Sangat Ilmiah, hal. 55-56.
ADS HERE !!!