“Dan bagi setiap umat telah Kami syariatkan penyembelihan (kurban), agar mereka menyebut nama Allah atas rezeki yang dikaruniakan Allah kepada mereka berupa hewan ternak…”. (QS. Al-Hajj/22: 34)
Hasil penelitian yang dilakukan oleh dua orang peneliti dari Jerman yang membandingkan penyembelihan cara non-Islam (Barat) dan penyembelihan cara Islam. Dari penelitian tersebut diperoleh hasil bahwa setelah proses pemingsanan (cara Barat), tercatat adanya kenaikan yang sangat nyata pada grafik EEG (titik sakit pada permukaan otak), sedangkan ECG (titik sakit pada jantung) turun secara drastis. Hal itu mengindikasikan adanya tekanan rasa sakit yang luar biasa yang diderita oleh ternak, karena pukulan yang dilakukan untuk pemingsanan. Pada saat disembelih, darah yang keluar dari ternak yang dipingsankan hanya sedikit, sebab, pada saat terjadi pemingsanan, jantung ternak berhenti berdetak lebih awal sehingga tidak mampu menarik darah dari organ-organ tubuh dan memompanya keluar dari tubuh melalui sayatan sembelihan. Akibatnya, darah membeku di dalam urat-urat darah dan daging, sehingga dihasilkan unhealthy meat (daging yang tidak sehat).
Sedangkan pada cara penyembelihan secara Islami, diperoleh hasil bahwa tercatat tidak ada perubahan pada grafik EEG. Hal ini berarti, tidak ada indikasi rasa sakit. Juga tercatat pula oleh ECG bahwa jantung mulai meningkat aktivitasnya. Hal ini terjadi karena jantung menarik sebanyak mungkin darah yang ada dalam organ tubuh dan dikeluarkan melalui leher yang disembelih. Dari penelitian tersebut, kedua peneliti ahli itu menerjemahkan, bahwa pada penyembelihan secara Islami, tidak terjadi rasa sakit sama sekali pada hewan yang disembelih. Selain itu, karena darah yang terpompa keluar dari seluruh organ tubuh maksimal, maka daging yang dihasilkan berkualitas bagus dan sehat.
Wallahu A’lam
Oleh: Saifur Ashaqi dkk.
Sumber: Agus Susanto, Islam Itu Sangat Ilmiah, hal. 220-222.
ADS HERE !!!