Wahai manusia! Telah dibuat suatu perumpamaan. Maka dengarkanlah! Sesungguhnya segala yang kamu seru selain Allah tidak dapat menciptakan seekor lalat pun, walaupun mereka bersatu untuk menciptakannya. Dan jika lalat itu merampas sesuatu dari mereka, mereka tidak akan dapat merebutnya kembali dari lalat itu. Sama lemahnya yang menyembah dan yang disembah. (QS. Al-Hajj/22: 73)
Ayat ini menyebut lalat sebagai contoh karena lalat adalah binatang yang remeh, lemah, kotor sekaligus banyak. Dan, jika makhluk seperti demikian, maka tidak dapat diciptakan serta dihalangi gangguannya oleh apa yang dianggap oleh kaum musyrik sebagai tuhan, dalam hal ini berhala-berhala, maka bagaimana mungkin mereka dipertuhankan? Sebenarnya menciptakan lalat sama mustahilnya dengan menciptakan unta atau gajah, karena lalat pun memiliki rahasia yang tidak dapat terungkap yakni hidup. Tetapi gaya bahasa Al-Qur'an yang sungguh istimewa memilih lalat yang kecil dan diremehkan itu karena ketidak-mampuan menciptakannya lebih menanamkan dalam benak kesan kelemahan daripada jika yang disebut adalah unta atau gajah.
Di sisi lain, lalat membawa aneka kuman penyakit yang dapat merampas kesehatan manusia, seperti mata, anggota badan bahkan nyawa manusia. Ada lalat di Afrika yang dapat menyebabkan penyakit tidur yang mematikan manusia dan binatang, seperti kuda dan sapi. Dalam literatur agama kita dapat menemukan sekian banyak uraian tentang lalat. Salah satu yang paling populer adalah hadis yang menyatakan, Rasulullah saw. bersabda: “Apabila seekor lalat masuk ke bejana salah seorang dari kamu, maka hendaklah dicelupkan semuanya lalu dibiarkan, karena pada salah satu sayapnya obat dan pada sayap lain penyakit.” (HR. Bukhari dari Abu Hurairah). Hadis ini tidak serta-merta harus ditolak apalagi jika kita menyadari bahwa lalat ada bermacam-macam. Bahwa pada lalat mengandung sesuatu yang negatif dan positif, seperti racun dan penangkalnya, bukanlah sesuatu yang mustahil.
Muqatil bin Sulaiman (w. 767 M), salah seorang ulama Al-Qur'an kenamaan, berpendapat bahwa lalat diciptakan Tuhan untuk banyak hal, salah satu di antaranya adalah untuk menyadarkan manusia tentang kelemahan dirinya di hadapan makhluk Allah yang kecil dan seringkali diremehkan itu.
Wallahu A’lam
Oleh: Saifur Ashaqi dkk.
Sumber: M. Quraish Shihab, Dia di Mana-mana, hal. 310-312
ADS HERE !!!