Sungguh, Kami telah mengetahui apa yang ditelan bumi dari (tubuh) mereka, sebab pada Kami ada kitab (catatan) yang terpelihara baik. (QS. Qaf/50: 4)
Ketika meneliti perkembangan janin, seorang ilmuwan Jerman, Hans Spemann, bersama tim risetnya meneliti perkembangan sel telur pada hewan. Mereka menemukan bahwa sel sperma yang telah bercampur dengan sel telur terbagi-bagi hingga beberapa kali sehingga menjadi bentuk seperti piringan yang terdiri atas dua lapis sel; lapisan yang pertama berada di atas (epiplast) dan lapisan kedua berada di bawah (hypoplast). Kedua piringan ini tidak me-nunjukkan perbedaan sama sekali hingga akhirnya muncul benang halus pada lapisan yang paling atas yang disebut “benang pertama” atau “benang permulaan” (the primary streak atau the primitive streak). Pada ujung benang inti ini terdapat simpul pengikat yang disebut “Simpul Pertama” atau “Simpul Permulaan” (the primary node atau the primitive node).
Para peneliti melihat bahwa “benang pertama” memulai proses penciptaan seluruh organ dan sistem janin dengan cara menggerakkan beberapa sel lapisan atas (epiplast) di hadapan benang pertama kemudian membentuk sel-sel janin sesuai dengan tugas yang telah ditentukannya. Kemudian ia mulai mengatur penyempurnaan bagian-bagian tubuh janin lain yang bentuknya belum sempurna. Dalam proses ini, yang pertama kali tercipta adalah neuron yang dibangun oleh sistem saraf pada janin. Seperti itulah sejumlah sel lapisan atas (epiplast) lalu-lalang melakukan tugasnya.
Para ahli genetika dewasa ini mengetahui bahwa sel-sel Pita Pertama telah dianugerahi oleh Sang Maha Pencipta, Allah swt., kemampuan luar biasa untuk memproduksi sel-sel khusus. Karena itulah ia dikenal dengan sebutan “Sel Pita Pertama Berkemampuan Banyak” (Pleuropotent Primitive Streak Cells). Sel-sel tersebut memiliki kemampuan untuk membentuk seluruh jaringan dan organ tubuh, bahkan, sel-sel itu dapat tumbuh, dengan izin Allah swt., kelak pada hari kebangkitan dengan turunnya air khusus dari langit. Sebagaimana diungkapkan di atas, sel tulang belakang tidak akan punah dan manusia kelak akan dibangkitkan kembali darinya.
Wallahu A’lam
Oleh: Saifur Ashaqi dkk.
Sumber: Zaghlul Raghib An-Najjar, Buku Induk Mukjizat Ilmiah Hadis Nabi, hal. 229-235
ADS HERE !!!