III. Kaidah Hamz
Terdapat dalam kitab Manahilul Irfan karya Imam Az-Zarqani tentang kaidah hamz, bahwa ketika ada hamzah mati, maka ditulis dengan huruf yang berharakat sebelumnya, contoh: (ائْذَن), (اؤتُمِنَ), (البَأساءِ)…kecuali lafadz yang dikecualikan. Adapun hamzah yang berharakat, jika hamzah itu berada di awal lafadz dan menyambung dengan huruf tambahan, maka ditulis dengan alif secara mutlak, baik itu berharakat fathah maupun kasrah, contoh (أيوب), (أولو), (إذًا)… (kecuali lafadz yang dikecualikan).
1.) Jika hamzah itu berada di tengah (lafadz), maka ditulis dengan huruf dari jenis harakatnya, contoh: (سأل), (بإذن), (نقرؤه)…(kecuali lafadz yang dikecualikan)
2.) Jika hamzah itu berupa hamzah mutatarrifah, maka ditulis dengan huruf dari jenis harakat sebelumnya, contoh (سَبَإِ) , (شَطِئِ) , (لؤلؤ)…. (kecuali lafadz yang dikecualikan).
3.) Jika huruf sebelum hamzah itu berharakat sukun, maka dibuang, contoh (ملء الارض) , (الْخَبْءَ)… (kecuali lafadz yang dikecualikan).
Imam Az-Zarqani berkata: “Sesungguhnya yang dikecualikan dari masing-masing (kaidah) itu banyak”.
IV. Kaidah Badal
Imam Az-Zarqani meringkas dalam kitabnya “Manahilul Irfan” tentang kaidah badal sebagai berikut:
1.) Huruf alif ditulis dengan wawu untuk faidah lit-tafkhim, seperti contoh (الصلوةُ) , (الزكوةَ) , (الحيوةِ)… (kecuali lafadz yang dikecualikan).
2.) Huruf alif ditulis dengan ya’ apabila sebagai ganti dari ya’, contoh (يتوفىٰكم) , (يـٰحسرتىٰ) , (يٰأسفىٰ).
3.) Huruf alif ditulis dengan ya’ pada kalimah-kalimah ini: (الى) , (على) , (أنىٰ) bermakna kaifa , (متى) , (حتى) , (لَدَى), selain lafadz (لدا البابِ) pada surah Yusuf karena ditulis dengan alif.
4.) Huruf nun ditulis dengan alif, pada nun taukid khafifah (لنسفعا بالناصية) , (ولَيكونا من الصغرين) demikian juga pada kalimah (إذًا) seperti (وإذًا لا يَلبَثون).
5.) Huruf ha’ muanats ditulis dengan ta’ maftuhah pada lafadz (رَحْمَتَ) pada surah Al-Baqarah, Al-A’raf, Hud, Maryam, Ar-Rum, Az-Zukhruf, dan lain-lain. Dan pada lafadz (نِعمتَ) pada surah Al-Baqarah, Ali Imran, Al-Maidah, Ibrahim, An-Nahl, Luqman, Fatir, At-Tur, dan lain-lain. Dan pada lafadz (لعنتَ الله), dan lafadz (ومعصيتِ الرسول) pada surah قد سمع , serta pada lafadz-lafadz ini: (شجرتَ الزقوم), (قرتُ عين) , (وجنت نعيم) , (بَقِيَتُ الله) , dan pada lafadz (امرأت) yang disandarkan pada suaminya, contoh: (امرأت عمرن) , (امرأت نوح) , (امرأت فرعون), dan lain sebagainya.
|
Contoh Mushaf Al-Qur'an Rasm Utsmani |
V. Kaidah Fashlu dan Washlu
Imam Az-Zarqani menerangkan (dalam kitab Manahilil Irfan) bahwa ringkasan kaidah ini adalah sebagai berikut:
1.) Lafadz (أن) yang hamzahnya berharakat fathah, disambung dengan lafadz (لا) apabila ia jatuh setelahnya, supaya tulisannya menjadi satu lafadz, yakni (ألّا) kecuali pada 10 tempat, di antaranya: (أن لا يقولوا) pada surah Al-A’raf, (أن لا تعبدوا إلا اللهَ) pada surah Al-Ahqaf.
2.) Lafadz (مِن) disambung dengan lafadz (ما) apabila ia jatuh setelahnya, supaya tulisannya menjadi satu lafadz, yakni (مِمَّا) kecuali: (من ما ملكت ايمنكم) pada surah An-Nisa’ dan Ar-Rum, (من ما رزقنكم) pada surah Al-Munafiqun.
3.) Lafadz (مِن) disambung dengan kalimah (مَن) secara mutlak, supaya menjadi (مِمَّن)
4.) Lafadz (عن) disambung dengan kalimah (ما) supaya tulisannya menjadi (عَمَّا) kecuali firman Allah: (عن ما نُهُوا عنه) dalam surah Al-A’raf.
5.) Lafadz (إن) dengan harakat kasrah, disambung dengan lafadz (ما) yang jatuh setelahnya supaya menjadi (إمّا) kecuali firman Allah: (وإن ما نُرِيَنّك) dalam surah Ar-Ra’d.
6.) Lafadz (أن) dengan harakat fathah, disambung dengan lafadz (ما) secara mutlak supaya menjadi (أمّا).
7.) Lafadz (كلّ) disambung dengan lafadz (ما) yang jatuh setelahnya supaya menjadi (كلّما) kecuali firman Allah: (كلَّ ما رُدّوا إلى الفتنة) , (من كلِّ ما سألتُموه).
8.) Dan lafadz-lafadz ini juga disambung: (نِعِمَّا) , (ربّما) , (كأنّما) , (ويكأنَّ) dan lain sebagainya.
VI. Kaidah Menulis Salah Satu Dari Dua Lafadz Yang Dibaca
Imam Az-Zarqani menerangkan pada ringkasan kaidah ini, bahwa lafadz yang apabila dibaca dua macam, maka ditulis dengan tulisan salah satunya. Sebagaimana lafadz-lafadz berikut yang ditulis tanpa alif dalam mushaf: (ملك يوم الدين) , (يخٰدعون الله) , (ووٰعدنا موسى) , (تفٰدوهم), dan sebagainya. Semuanya itu dibaca dengan tetapnya alif dan membuang alif.
Begitu juga lafadz-lafadz berikut yang ditulis dengan ta’ maftuhah: (غيٰبت الجُب) dalam surah Yusuf , (أنزِلَ عليه ءايٰت) dalam surah Al-Ankabut, (ثمرٰت من اكمامِها) dalam surah Fushshilat, (وهم فى الغرُفٰتِ ءامِنون) dalam surah Saba’, yang demikian itu karena dibaca jamak dan mufrad. Dan selain itu masih banyak.
Wallahu A’lam
Penerjemah: Saifur Ashaqi dkk.
Sumber: Kitab “I’jazu Rasmil Qur’an” karya Syaikh Muhammad Syamlul dari Mesir