Kelebihan-Kelebihan Rasm Utsmani
Para ulama sepakat bahwa rasm utsmani memiliki beberapa kelebihan dan faidah, yaitu sebagai berikut:
1.) Menunjukkan bacaan yang bermacam-macam dalam satu lafadz sesuai tingkatan kedudukan-kedudukannya; hal itu karena kaidah tulisan yang diamati di dalamnya, bahwa lafadz itu apabila terdapat dua bacaan atau banyak, maka ditulis dengan satu tulisan yang mengandung lafadz tersebut. Sekiranya tidak berlaku/diterima maksud bacaan yang lain kecuali yang telah diriwayatkan dari Rasulullah saw. dan kecocokan pada rasm mushaf.
2.) Faidah sebagian bahasa-bahasa yang fasih, seperti: bahasa Thayyi’ dan bahasa Hudzail, seperti halnya ha’ muanats ditulis dengan ta’ maftuhah dan dibuangnya ya’ mudhara’ah.
3.) Menghubungkan sanad sampai Rasulullah saw., karena apabila Al-Qur’an itu ditulis dengan rasm qiyasi, tentu orang-orang tidak akan sampai bertemu dan mengambil sumber dari para ulama yang terpercaya, kemudian para ulama itu berfatwa mengenai hukum-hukum tilawah yang dibacakan oleh Rasulullah saw.
4.) Menunjukkan asal harakat, misalnya: penulisan harakat kasrah (dengan tanda) ya’, penulisan harakat dhammah (dengan tanda) wawu pada sebagian lafadz.
5.) Menunjukkan menunjukkan asal huruf, misalnya: (الصلوة) untuk memberi pemahaman bahwa alif pada lafadz itu sebagai ganti dari wawu.
6.) Menunjukkan makna yang tersembunyi dan sulit. Ini nanti akan dibahas dalam kajian berikutnya.
|
Contoh Mushaf Rasm Utsmani |
Ciri-ciri Kaidah Rasm Utsmani
1.) Sesungguhnya kaidah-kaidah rasm utsmani yang telah disebutkan pada pembahasan yang lalu tidak ada kaidah yang tetap yang diterapkan pada semua lafadz Al-Qur’an, tetapi di sana banyak pengecualian yang menunjukkan bahwa perintah tidak berkaitan pada syakl (bentuk) atau tulisan, tetapi berkaitan dengan makna; karena sesungguhnya jika perintah berkaitan dengan bentuk, tentu semua lafadz Al-Qur’an selaras dengan bentuk (صاحبه) (صحبه) satu rupa bersama tiap-tiap kaidahnya.
2.) Sesungguhnya ada banyak lafadz-lafadz Al-Qur’an yang dibaca dengan cara baca yang sama, tetapi tulisannya berbeda, baik dengan membuang alif maupun menambahkannya, contoh: (والصاحِبِ ، والصاحِبِ) , (سَعَوا) , (سَعَوْ) , (كِذّابا) , (شَعائِرِ) , (شعئِٰر) , (لَأاذْبَحَنَّه) , (يدعُوا) , (يرجُوا).
Yang perlu diperhatikan sepenuhnya, adalah memahami makna yang lembut disebabkan perbedaan tulisan lafadz-lafadz ini meskipun dari satu bacaannya.
3.) Sesungguhnya ada banyak lafadz-lafadz yang berbeda penulisan huruf akhirnya, tetapi bisa dibaca dengan cara yang sama, contoh (رءا) dan (رأى) , (طغا) , (طغى) , (لَدا) , (لدى) , lalu kenapa ada perbedaan penulisan huruf akhirnya dari satu bacaan?
4.) Sesungguhnya ada banyak lafadz-lafadz yang bentuknya khusus serta berbeda antara bacaan dan tulisannya, contoh (صلوٰتَك) , (بصلاتك) , (نَشـٰئوا) , (نَشاء) , (الصلوة) , (الزكوة). Yang menunjukkan keberadaan bentuk yang khusus ini, adalah terdapat makna yang lembut atau makna-makna lembut yang perlu direnungkan dari konteks bacaan, makna umum ayat atau ayat-ayat yang masuk pada konteks ini.
Kami menyimpulkan dari pembahasan yang lalu bahwa perbedaan penulisan lafadz Al-Qur’an adalah petunjuk yang jelas dan kuat atas perbedaan makna yang dimaksud. Jika tidak, lalu kenapa ada perbedaan tulisan dari satu bacaan?
Menurut saya, bahwa perbedaan tulisan itu untuk mengagungkan lafadz-lafadz Al-Qur’an, dan juga menunjukkan bahwa makna-makna lafadz-lafadz Al-Qur’an ini adalah makna-makna yang terbaru dan sesuai perkembangan zaman dan apa yang Allah limpahkan kepada hamba-hamba-Nya pada setiap zaman dapat dipahami, karena lafadz-lafadz ini berkesinambungan dengan perkembangan zaman dan pengetahuannya. Hal itu membuktikan bahwa Al-Qur’an sesuai dengan perkembangan zaman, tetapi sesungguhnya –pada hakikatnya- setiap perkembangan zaman mengikuti Al-Qur’an. Karena Al-Qur’an adalah kitab setiap zaman dan kembalinya semua ilmu. Al-Qur’an adalah kitab yang keajaibannya tiada akhir dan tidak usang meski sering diulang-ulang.
Sesungguhnya pemahaman yang baru itu untuk membedakan penulisan dan tulisan Al-Qur’an disebabkan oleh laju pergerakan manusia dan kesungguhannya menuju Tuhannya dengan sungguh-sungguh, juga disebabkakan oleh laju perkembangan zaman dan ilmu-ilmunya yang berbeda-beda adalah salah satu di antara keajaiban Al-Qur’an, itu adalah salah satu mukjizat Al-Qur’an di zaman yang akan datang. Sungguh, sampai sekarang pun belum ada orang yang bisa sampai (memahami) makna samar (tersembunyi) di balik huruf-huruf terpotong yang berada pada permulaan sebagian surah-surah Al-Qur’an. Dan mengapa tulisannya berbeda dari bacaannya?. Dan mengapa pada sebagian huruf ini dipanjangkan?. Sungguh, waktunya tidak akan menghalangi setelahnya. Allah berfirman, “Dan sesungguhnya kamu akan mengetahui (kebenaran) berita Al-Qur’an setelah beberapa waktu lagi”. Dan kita tidak tahu waktu ini, untuk itu kita harus bersungguh-sungguh dalam merenungi dan mencoba memahami. (mudah-mudahan Allah akan mendatangkan kemenangan (kepada rasul-Nya), atau sesuatu keputusan dari sisi-Nya.) QS. Al-Maidah: 52.
Sungguh, kajian ini untuk mencoba merenungkan apa yang terungkap pada perbedaan penulisan dan tulisan lafadz-lafadz Al-Qur’an dari makna-maknanya. Sesungguhnya perenungan ini bukanlah apa-apa melainkan upaya kecil yang tidak mungkin meliputi semua yang ditunjukkan dalam rasm ini dari makna-makna yang tersembunyi, dan ini hanyalah langkah kecil yang diperlukan untuk menjalin setiap upaya dalam menjelaskan aspek-aspek lain dari makna-makna lafadz-lafadz Al-Qur’an, dan hanya kepada Allah-lah maksud dan tujuan.
Wallahu A’lam
Penerjemah: Saifur Ashaqi dkk.
Sumber: Kitab I’jazu Rasmil Qur’an karya Syaikh Muhammad Syamlul dari Mesir